Cerita Pertama Kali Aku Berhijab (Hijab Story)

By nanda - November 17, 2016

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab:59)

Hijab 
adalah identitas seorang muslimah. Hijab merupakan pembeda antara wanita muslim dengan yang kafir. Namun pada kondisi saat ini ternyata ada banyak hal yang perlu menjadi PR bagi kita bersama sebagai muslim. Tidak bisa dipungkiri, seiring dengan berkembangnya peradaban dan pola pikir manusia, hakikat hijab ternyata juga ikut mengalami pergeseran-pergeseran, entah ke arah positif maupun negatif. Pada dasarnya, hukum berjilbab bagi seorang wanita muslim adalah wajib seperti layaknya wajibnya sholat lima waktu bagi muslim yang sudah baligh.
Demi menjalankan perintah agama dan menjalankan kewajiban sebagai seorang muslimah, saya memutuskan untuk menutup aurat dengan Berhijab. Bagi perempuan yang hidup di era modern seperti ini, berhijab mungkin adalah keputusan besar dalam hidupnya. It’s a life changing decisionDari hijrah ku ini, aku menemukan makna hijab bagi seorang muslimah. Sedari kecil sampai SMP saya bersekolah tanpa hijab, seragam lengan pendek dan rok dibawah lutut. Ya, pengetahuan tentang hijab yang saya miliki saat itu sangat minim ditambah lingkungan yang kurang mendukug membuat saya enjoy dengan penampilan saya, padahal dosa saya menumpuk, Astaghfirullah..
Saya melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Negeri, kagum dengan lingkungan baru, agamis, mushola selalu ramai dan teman-teman yang pandai mengaji. Walaupun saya sekolah di Madrasah namun saya belum istiqomah menggunakan hijab. Beberapa kakak kelas diam-diam pernah tidak sengaja melihat saya tidak berhijab. Beberapa gurupun demikian namun apa daya saya masih belum menjemput hidayah Allah, hingga pada akhirnya saya malu dilihat tidak berhijab karena manusia bukan karena Allah yang melihat.
Nampaknya saat itu hati saya masih keras karena rasa diawasi oleh Allah hampir tidak menjadi PR untuk saya. Tahu bahwa menutup aurat adalah wajib bagi setiap muslimah, tapi sekedar tahu.. setelah itu, yaa.. sudah melenggang begitu saja. Tiba-tiba sahabah dekat menegur saya. "Mau menunggu apalagi untuk berhiijab? menunggu menikah? menunggu mempunyai anak? menunggu beruban?". Perkataan itu sangat menusuk kalbu dan mampu menyadarkan aku. Aku hanya menjawabnya, "Iya say insyaallah pelan-pelan." aku menghela nafas panjang. Sejak itulah aku bangkit, berkomitmen. Bismillah ingin berubah menjadi lebih baik. Tidak peduli apa kata orang tentang aku sebelumnya. Bukankah jika kita berjalan menuju kearahnya, maka Allah berlari menuju ke arah kita?
Hingga pada akhirnya kini saya tidak bergeming bahwa hati sudah mantap memutuskan untuk berhijab. Awalnya mungkin sulit untuk saya memakai hijab sehari-hari, kadang masih berfikir ribet, lama, enggak modis, ketinggalan zaman dan gitu-gitu aja. Namun saya sadari memutuskan untuk menutup diri sesuai ajaran agama (berhijab) saya dapat terlindungi serta terjaga dan terhindar dari mata yang jelalatan. Lawan jenis pun tidak akan berani jika ingin mendekati kita, yaa walaupun hanya sekedar untuk kenalan. Toh ketakutan akan dikucilkan dari pergaulan dan diabaikan oleh lawan jenis ternyata tidak terbukti nyata. Walau terus berjalan dan saya pun mulai terbiasa menggunakan hijab dikeseharian saya dan setelah saya lulus dari Madrasah Aliyah. Alhamdulillah Allah mengizinkan saya kuliah di Universitas Islam Negeri di Jakarta, disana saya mengikuti beberapa organisasi yang salah satunya adalah Organisasi yang berfokus pada perkembangan dunia fashion hijab. Bergaul dengan wanita-wanita sholihah yang mengerti tentang fashion hijab membuat saya semakin memantapkan hati dan percaya diri untuk berhijab. Dulu yang saya fikir bila saya menggunakan hijab saya akan terlihat kuno, norak dan kolot, disini saya menemukan jawaban yang berbeda. Dengan ilmu-ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan, ternyata dengan memakai hijab, saya masih bisa terlihat cantik, stylish namun tetap agamis.
Saat ini juga sudah banyak model-model baju atau gamis yang modern, asalkan saya pintar dalam memadupadankan pakaian, saya tidak akan terlihat kuno menggunakan gamis. Saat ini model hijab sangat bermacam-macam dan berwarna-warni. Mulai dari bahan yang murah sampai yang mahal pun ada. Apapun jenis kerudungnya dari paris, selendang, pasmina kaos, semua bisa dikreasikan. Selain bahan dan jenis kerudungnya yang bermacam-macam, gaya kerudung hijab pun semakin banyak dimodifikasi. Dari gaya yang casual sampai gaya untuk berpesta pun bisa dikreasikan. Dengan berhijab saya pun masih bisa melakukan aktivitas seperti apa yang dilakukan teman-teman saya yang tidak berhijab, seperti: Berenang yang tidak harus menggunakan baju renang yang sexy, karena telah ada baju renang yang dijual khusus muslimah. Modeling karena sekarang telah banyak model hijab yang tidak harus mengumbar aurat untuk menunjukkan kecantikannya, pergi ke salon karena sekarang telah banyak salon-salon khusus muslimah jadi wanita muslimah tidak perlu canggung lagi untuk melakukan perawatan karena salon itu hanya khusus wanita, Hiking (naik gunung) dan lain-lain. Berhijab sama sekali tidak membatasi saya untuk berprestasi dan mengekspresikan apa yang ingin saya lakukan.
Betapa banyak wanita yang berlomba-lomba mempercantik dirinya dan begitu mati-matian menghindari dari efek buruk sinar matahari dan berbagai polusi. Bagi seorang muslimah yang berhijab, secara tidak langsung akan terhindar dari ketakutan-ketakutan tersebut jika memang harus berada ditempat terbuka yang langsung terkena sinar matahari dan polusi lainnya.
Jilbab akan melindungi kulit, tubuh dan rambut mereka dari sinar matahari dan polusi-polusi lainnya. Dengan begitu, kulitpun akan tetap putih bersih, tidak takut menjadi hitam dan rambut pun tetap aman karena tertutup hijab. Kini saya sadari Islam tidak pernah membatasi ruang gerak seseorang selama hal tersebut tidak mengandung kemaksiatan kepada Allah. Akan tetapi Islam membatasi segala hal yang dapat membahayakan seorang wanita dalam melakukan aktivitasnya baik dari sisi dunia maupun dari sisi akhiratnya. 
Jilbab yang menjadi salah satu syariat Islam adalah sebuah penghargaan sekaligus perlindungan bagi kaum wanita, terutama jika kita hendak melakukan aktivitas di luar rumah. Maka dengan perginya kita untuk bekerja diluar rumah tanpa jilbab justru akan mendatangkan petaka yang seharusnya dapat kita hindari. Alih-alih mempertahankan pekerjaan, kita malah menggadaikan kehormatan dan harga diri demi setumpuk materi. 

 So, Hijab tidak akan mengganggu aktivitas kita, apapun itu. Justru hijab membantu kita untuk menjaga prilaku kita, ini bukan siap atau tidak siapnya berhijab. Tapi tentang perintah yang wajib untuk setiap wanita muslimah.




Sekian cerita dari saya, semoga menginspirasi :) 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar